December 4, 2012

Adab Majelis Ilmu

Oleh Ustadz Kholid Syamhudi

Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ 

"Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan Kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya."

October 26, 2012

Arafah, 9 Dzulhijjah 10 H

Hari itu Hari Tarwiyah tahun ke 10 H. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pergi menuju Mina dan melaksanakan shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Shubuh di sana. Seusai menanti beberapa saat hingga matahari terbit, beliau lantas melanjutkan perjalanannya hing­ga tiba di Arafah. Tenda-tenda waktu itu telah didirikan. Beliau pun memasuki tenda yang telah disiapkan untuknya.

Setelah matahari tergelincir, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam meminta agar al-Qashwa’, unta beliau, didatangkan. Beliau kemudian menungganginya hingga tiba di tengah Padang Arafah. Di sana telah berkumpul sekitar 124.000 atau 144.000 kaum Muslimin. Beliau kemudian berdiri di hadapan mereka menyampaikan khutbah haji terakhir yang lebih dikenal dengan sebutan haji wada’:

“Wahai manusia! Dengarkanlah nasihatku baik-baik, karena barangkali aku tidak dapat lagi bertatap muka dengan kalian semua di tempat ini. Tahukah kalian, hari apakah ini?”

Para shahabat pun terdiam, dan mengira bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam akan mengatakan hari yang lain.

October 22, 2012

Kita Butuh "Laki-laki"

Sebuah cita-cita besar membutuhkan laki-laki besar. Sebuah cita-cita luhur membutuhkan manusia-manusia luhur yang sama luhurnya dengan cita-cita itu. Karena itu, jika Islam adalah konsep agung yang sangat jelas memaparkan sebuah kehidupan yang ideal yang diinginkan Allah, maka Rasulullah dan para shahabat adalah manusia-manusia besar yang pernah membumikan keindahan Islam sehingga ia berkilau dengan indahnya.

Sekarang masalahnya adalah risalah yang agung ini tidak lagi dipikul oleh manusia-manusia agung. Agama besar ini tidak lagi diemban oleh manusia-manusia besar. Padahal ummat kita hari ini terus dizhalimi. Dimana-mana kehidupan kaum muslimin terpojok di sudut-sudut kehinaan. Dan yang akan mengangkat mereka dari keterpojokan hanyalah Islam. Yang akan membela mereka dari kezhaliman adalah orang-orang agung. Kalau Islam ini kita umpamakan seperti cahaya, maka cahaya itu terhalang dan tidak lagi menerangi kaum Muslimin yang merangkak dalam kegelapan. Kalau kita ibaratkan manusia agung sebagai pembawa obor, maka dalam kondisi seperti itu hampir tak ada lagi pembawa obor yang benar-benar menerangi. Yang ada adalah mereka yang membawa lilin yang hanya cukup untuk menerangi diri sendiri. Cahaya itu benar-benar terhalang oleh tembok tebal sehingga seakan manusia-manusia Muslim yang ada di baliknya meraba-raba dalam kegelapan. Itulah realita kita.

August 19, 2012

Wahai Engkau

Kaum Muslimin hafizhakumullah,
Semoga perlindungan Allah selalu meliputi kita semua.

Dari tempat yang mulia ini pula, di atas sepenggal bumi milik Allah kami serukan ajakan kepada para pemimpin negeri ini -yang mendapat amanah untuk mengurus sepenggal bumi itu beserta manusia-manusianya- mari kita bersama memperbaiki diri-diri ini, karena keshalihan para pemimpin akan berbias pada kepemimpinannya.

Marilah kita tingkatkan rasa khauf (takut) kita pada Allah. Mari kita berdamai dengan alam yang Allah karuniakan ini dengan menjalankan dan menerapkan syariat-Nya yang mulia dan indah, karena sesungguhnya seluruh alam raya ini adalah makhluk-makhluk-Nya yang tunduk pada ketentuan dan aturan-Nya.

Dan bagi Anda saudara kami para insan pers dan media, jadikan peran Anda bagian dari upaya perbaikan ummat, jangan terperdaya dengan pragmatisme, apalagi upaya terselubung menyudutkan dakwah Islam. Jadilah insan media yang menuntun dan membimbing umat.

August 4, 2012

Keadaan Diriku

Ya Rabbku janganlah Engkau mengazabku
sesungguhnya aku mengakui dosaku selama ini

Berapa kali aku berbuat kesalahan di dunia
namun Engkau tetap memberiku karunia dan kenikmatan

Jika aku ingat penyesalanku atas segala kesalahan
kugigit jariku dan kugetarkan gigiku

Tiada alasan bagiku kecuali tinggal harapan dan prasangka baikku
dan ampunan-Mu jika Engkau mengampuniku

Manusia mengira aku orang baik-baik
padahal aku benar-benar manusia terburuk bila tidak Engkau ampuni

-

Dikutip dari buku "Fasatadzkuruna Ma Aqulu Lakum Waqafat Liman Arada an-Najat" karya Abdul Muhsin bin Abdur Rahman bin Abdul Muhsin. Edisi Indonesia, "Bagaimana Bila Ajal Tiba", diterjemahkan oleh Ahmad Amin Sjihab, Lc.

June 21, 2012

Siapa Wahabi?

Wajib diketahui oleh setiap kaum Muslimin dimana pun mereka berada bahwasanya firqah Wahabi adalah firqah yang sesat, yang ajarannya sangat berbahaya bahkan wajib untuk dihancurkan. Tentu hal ini membuat kita bertanya-tanya, mungkin bagi mereka yang pro akan merasa marah dan sangat tidak setuju, dan yang kontra mungkin akan tertawa sepuas-puasnya. Maka siapakah sebenarnya Wahabi ini? Bagaimanakah sejarah penamaan mereka?

Marilah kita simak dialog ilmiah yang sangat menarik antara Syaikh Muhammad bin Sa’ad asy-Syuwai’ir dengan para masyaikh/dosen-dosen di suatu universitas Islam di Maroko.

Salah seorang dosen itu berkata: “Sungguh hati kami sangat mencintai Kerajaan Saudi Arabia, demikian pula dengan jiwa-jiwa dan hati-hati kaum muslimin sangat condong kepadanya, dimana setiap kaum muslimin sangat ingin pergi ke sana, bahkan antara kami dengan kalian sangat dekat jaraknya. Namun sayang, kalian berada di atas suatu madzhab, yang kalau kalian tinggalkan tentu akan lebih baik, yaitu madzhab Wahabi.”

March 26, 2012

Surat dari Iblis Untukmu

Oleh: Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi

Sungguh aku telah melihatmu kemarin.
Engkau memulai kehidupan seharian, engkau bangun dan pergi untuk bekerja tanpa memikirkan shalat fajar!
Di kantor, engkau tidak peduli sama sekali tentang aturan halal haram, sebagaimana yang dilakukan oleh kawan-kawanmu.
Saat engkau pulang ke rumah, engkau pun menyantap makananmu tanpa menyebut nama Allah Sang Pemberi rezeki kepadamu.
Juga tidak ada waktu untuk shalat Isya' sebelum tidur, meskipun kamu sempatkan nonton tv sampai engkau tertidur pulas!

Engkau adalah seorang pengingkar nikmat dan penentang Pemberi nikmat. Aku sangat mencintaimu dengan kelakuanmu itu.
Kelakuanmu adalah salah satu sifat dari sifatku. Aku sangat berbahagia melihatmu hidup seperti itu.
Engkau adalah bagian dari diriku, dan aku adalah bagian dari dirimu.

March 18, 2012

Menikahi Wanita yang Buta, Bisu, Tuli, dan Lumpuh

Anda tentu mengenal nama Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit, salah seorang ulama besar, dan termasuk salah satu dari imam empat madzhab. Ada kisah menarik, berkaitan dengan beliau, tetapi kisah ini bermula di saat beliau belum lahir.

Pada abad pertama hijriyah, terdapat seorang pemuda yang mengabdikan dirinya untuk menuntut ilmu syar’i, tetapi ia sangat miskin. Suatu hari ketika ia merasa sangat lapar dan tidak mendapatkan sesuatu apapun yang bisa dimakan, ia berusaha mencari makanan di luar rumahnya. Kemudian, ia berhenti di salah satu kebun yang penuh dengan pepohonan apel, yang salah satu rantingnya menjulur ke jalan. Karena sangat lapar, ia terdorong untuk memakan apel tersebut, apalagi ia merasa perlu untuk mempertahankan raganya. Ia juga berpikir bahwa tidak ada seorangpun yang melihatnya, di samping ia juga merasa bahwa kebun tersebut tidak akan berkurang dengan sebab satu biji apel saja. Maka, ia beranikan diri untuk memetik satu buah apel dan memakannya hingga rasa laparnya hilang.

Ketika beranjak pulang ke rumah, jiwanya mulai mencacinya. Beginilah contoh kondisi seorang mukmin yang tidak bisa tenang jika telah melakukan pelanggaran. Ia duduk termenung sambil berkata, “Bagaimana aku bisa memakan buah apel itu padahal itu adalah harta seorang muslim, dan aku belum meminta izin kepadanya?”

January 3, 2012

Sahabat Hakiki

Sahabatmu yang hakiki
Adalah yang senantiasa berjalan bersamamu
Setia dalam kebersamaan
Toleran dalam perbedaan

Ia rela berkorban
Demi memberikan manfaat padamu
Dan ketika roda zaman membuatmu tergelincir
Ia kerahkan potensinya
Untuk meluruskanmu

Tahukah kamu?
Tak jarang ia meneteskan air mata
Menyisipkan namamu
Di sela-sela doa malamnya

Jagalah Ukhuwah!